Saat
di luar gedung, ibu Byuk Soo menelpon dan bilang kalau Byuk Soo membawa kotak
makanan yang salah. Byuk Soo bilang tak apa toh makanannya sama. Tapi ibunya
bilang Yunhee akan turun dan menukarnya. Saat itu Byuk Soo sadar bahwa makanan
yang dibawanya berbeda dengan yang disiapkan untuknya tadi. Byuk Soo berkata di
telepon dia sangat bersyukur ibunya masih menyiapkan makanan untuknya walaupun
dia sudah besar dengan wajah melas. Saat Yunhee datang, Byuk Soo bersikap tak
terjadi apa-apa dan tersenyum.
Ji
Young mendatangi agensi perumahan untuk mengurus kepindahannya. Dia
bilang apartemen itu sudah tidak tenang lagi. Tapi saat mendengar bahwa Byuk
Soo akan pindah, Ji Young membatalkan rencanannya. Byuk Soo melihat Ji Young
keluar dari agensi. Di supermarket, Ji
Young ilfeel saat mendengar lagu natal. Byuk Soo menyapanya, dan berkata sebentar
lagi natal. Tapi mengapa kamu bertengkar dengan mantanmu soal itu? Apa benar
kamu selingkuh? Ji Young sebal dan bilang jangan ikut campur.
Byuk
Soo berkata kalau Ji Young mau, besok natal dia akan menemani Ji Young.
Tiba-tiba dia teringat ada acara dengan kelurganya. Byuk Soo menyebut kata
keluarga dengan rasa tidak enak. Ji Young berkata sudah kubilang jangan sentuh
barang-barangku. Byuk Soo menjelaskan lagipula orang tuaku juga bercerai. Jadi
KKmu juga sama seperti KKku. Ji Young menghardiknya, apa kesedihan orang
membuatmu senang?
Bukan
begitu, jawab Byuk Soo kita ternyata punya kesamaan. Byuk Soo pun menyinggung
kucing yang dipelihara Ji Young berjenis sama dengan yang pernah dimilikinya. Ji
Young semakin geram. Bukannya mereka punya beberapa kesamaan, Byuk Soo jawab. Ji
Young berkata dia tidak peduli apakah orang tuanya bercerai atau mati
kecelakaan.
BS:
Kenapa kamu bohong pada mantanmu?
JY
menjawab angkuh: Tak perlu mengumumkan kelemahanmu pada orang asing kecuali
kamu orang bodoh.
BS:
Dia kan bukan orang asing, dia pacarmu.
JY:
Bahkan orang yang menikahpun menjadi orang asing saat bercerai seperti orang tuamu.
BS:
Kenapa kau mengatakan hal yang menyakitkan, apa salahku, aku hanya ingin
ngobrol denganmu. Byuk Soo mendekati Ji Young.
JY
mundur: Saat ada pembunuh memegang pisau, siapa yang akan tinggal diam? Jika
aku tidak menikamnya lebih dulu, maka aku yang mati.
BS:
Sudah kubilang jangan, tapi kau terus saja menikamku.
Ji
Young memberikan uang sebagai ganti uang jasa tukang kunci tapi Byuk Soo
menolaknya. Ibu Byuk Soo menelpon dan mengabari bahwa Byuk Soo tidak bisa ikut
ke liburan bersama karena Yunhee tidak merasa nyaman. Byuk Soo hanya mengiyakan
tapi dia tak sengaja mendengar ibunya memarahi Yunhee karena tega pada Byuk
Soo. Yunhee tidak peduli Byuk Soo karena mereka bukan sedarah. Lagipula dia
baik denganku karena sudah dibesarkan dengan baik d ikeluarganya. Byuk Soo menutup telepon yang masih tersambung
itu. Byuk Soo mendesah, begitu juga Ji Young di sisi lain.
Byuk
Soo berusaha menghabiskan hari natal sendirian dengan bersantai di kamarnya.
Semua temannya mengabaikan ucapan hari natalnya. Saat ada yang menelpon pun karena
butuh bantuan saja. Dia pun menelpon balik dan meneriaki temannya. tapi
ternyata teleponnya tidak nyambung. Sementara itu, Ji Young memasang
gembok-gembok dan rantainya kembali, agar privasinya tak kembali terganggu. Tapi
tanganya terluka diapun mengurungkan niatnya.
Ji
Young memutar musik dan menguping kamar Byuk Soo, memastikan dia ada atau
tidak. Byuk Soo pasti senang sekali gumamnya. Ki Young minum obat tdur
terakhirnya dan mencoba tidur. Byuk Soo akhirnya menghapius foto Yejin serta
merobek kenangan mereka. Ji Young terbangun dan melihat seeokor kucing di
kakinya, dia mencoba meraihnya. Ji Young tak sengaja membesarkan volume
musiknya. Byuk Soo menyadari bahwa mungkin Ji Young sendirian di kamarnya dan
dalam masalah.
Byuk
Soo menggedor pintu Ji Young namun tak ada jawaban. Dia pun mencoba sandi 1-2-3-4
dan pintu terbuka. Dalam mimpinya, Ji Young mengingat masa kecilnya pada saat
dia terbangun karena orang tunya bertengkar. Dia meminta hadiah sebuah kucing,
tapi ibunya menghardiknya dan bilang bahwa santa itu tidak ada. Sejak saat itu
tidakaada kebahagiaan dalam hidup Ji Young, layaknya tidak ada santa di hari
natal. Dia menangis tapi lambat laun, dia menjadi kebal dan dingin.
Saat
orang tuanya meributkan hak asuh, mereka saling lempar tanggung jawab ke
masing-masing. Lalu Ji Young bilang dia akan membesarkan dirinya sendiri. Maka
begitulah anak-anak menjadi dewasa. Untuk anak yang menjadi dewasa rasa kasihan
adalah penghinaan, pertanda bahwa kau belum cukup dewasa. Sebuah kesalahpahaman bahwa kamu tidak mampu jika
sendirian. Prasangka bahwa kamu tidak baik-baik saja. Hari ini, aku
menyembunyikan wajahku lagi untuk menghindari belas kasihan. Ji Young mengingat
saat-saat bahagia dengan kucing yang ditemukannya.
Dia
perlahan terbangun mendengar teriakan Byuk Soo yang memohon agar dia tidak mati.
JI Young bertanya bukannya dia sedang liburan keluarga. Byuk Soo bilang dia
tidak jadi ikut. Ji Young berkata bukankah itu lebih baik daripada sendirian. Byuk
Soo mengungkit masalah sandi dan gembok kamar Ji Young. Kenapa tidak dirubah
dan dipasang kembali.
JY:
Kenapa aku membuat hidup begitu rumit? Kenapa aku tidak bisa menjadi sederhana?
BS:
Kenapa kamu membenciku?
JY:
Bukan hanya kamu. Aku membenci semua orang. Begitulah diriku. Orang-orang juga
membenci diriku. Maaf aku membencimu padahal kamu baik kepadaku. Tapi kamu
tahu, aku akan terus bersikap seperti itu.
Terserah.
Jawab Byuk Soo. Aku juga tidak menyukaimu.
Byuk
Soo bercerita kenapa dia mendatangi Ji Young. Dia bilang ada banyak sekali
orang di dunia ini, tapi tidak ada yang bersamanya. Ada ratusan nomor telepon
di ponselnya dan ribuan pengikut di media sosial, tapi...
Ji
Young berkata bukannya orang-orang sepertimu punya banyak teman, dipenuhi cinta,
dan semua orang menyukaimu. Byuk Soo menjawab bagi sebagian orang, cinta adalah
anugerah, tapi tidak baginya. Orang-orang tidak menyayangimu hanya karena kamu
berusaha keras untuk disayangi. Mereka memanfaatkan Byuk Soo karena dia
gampangan. Itu saja.
JY:
Tetap saja, keluargamu pasti menyayangimu.
BS:
Aku bukan anak kandung mereka. Aku diadopsi. Mereka memang tidak menunjukkannya
tapi tetap saja. Itu menyakitkan sekali. Tapi aku tidak berhak untuk marah.
JY
nyerocos: Kenapa kamu tidak bisa marah? Marahlah. Kenapa kamu tidak bisa
bertanya alasan mereka melakukan itu?
BS:
Karena aku tidak mau dicampakkan dua kali. Adopsiku pernah dibatalkan sekali.
JY
menghiburnya: Itu bukan salahmu. Orang yang mencampakkanmu adalah bedebah.
BS:
Aku tidak berbuat kesalahan terhadap mereka. Aku tidak pernah menyakiti mereka.
Hanya karena tidak menyakiti orang, bukan berarti kamu tidak akan disakiti.
Ji
Young mengatai Byuk Soo bodoh. Byuk Soo bilang kenapa Ji Young jadi peduli akan
hidup Byuk Soo bukannya dia individualis. Ji Young berkelit kau sendiri cerita.
Byuk Soo berkata memang apa yang bisa dibicarakan. JI Young menasehatinya agar
menyerah dan jadi seperti Ji Young. Individualis.
BS
menerka-nerka: Bagaimana jika aku menyerah? Jika tidak mengharapkan apa pun, apa
aku tidak akan kesepian?
Byuk
so sadar dari lamunannya dan mencopot sandalnya yang dipelototi Ji Young. Lalu
Byuk Soo mengucapkan selamat uang tahun pada Ji Young. Dia melihat di KKnya
waktu itu. Hari Natal adalah ulang tahun Ji Young.
Tiba-tiba
Ji Young bilang pada Byuk Soo: Kamu mau naik ke sini?
Byuk
Soo berkata apa?
BS:
Aku mau pergi. Lagi pula, kasurnya single. Terlalu sempit.
JY:
Tidak sempit jika kita menggunakannya bersama.
BS
linglung dan segera bangkit: Apa?
BS
kembali memastikan: Apa maksudmu?
JY:
Aku bersungguh-sungguh.
Bersambung
ke episode 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar