Rabu, 24 Mei 2017

Rekap Individualist Miss Ji Young Episode 2-3 END


Ji-young dan Byuk-soo bahkan menonton bersama. Mereka menonton film Jepang “Over The Fence”. Awalnya penjaga tiket mengira Ji-young menonton sendirian seperti biasanya tetapi terlihat senang melihat Byuk-soo bersama Ji-young. Ji-young ragu melihat kursi penonton yang cukup penuh. Tapi Byuk-soo meyakinkannya dengan memegang tangan Ji-young. Byuk-soo tersenyum sepanjang film. Sedangkan Ji-young sesekali mencuri pandang pada Byuk-soo.

Mereka berbelanja di supermarket. Ji-young bertanya sebaiknya masak apa dan mulai mengambil beberapa bahan makanan. Byuk-soo bertanya apa Ji-young lupa jika akhir minggu ini dia pindah. Ji-young mengelak tentu saja tidak. Lalu mengapa dia beli banyak sekali. Ji-young sebal dan menjawab dia akan makan semuanya. Ji-young melihat Byuk-soo masih memakai cincin. Dia melepas cincin itu dan melemparkannya. Ji-young berlalu. Byuk-soo tersenyum, akhirnya yang ditunggu telah tiba. Ledakan cemburu.

Byuk-soo mengejar Ji-young. Dia bertanya Ji-young kenapa. Ji-young berteriak dia tidak tahu. Byuk-soo tersenyum lebar dan mencium Ji-young. Ji-young menggigitnya. Byuk-soo berteriak dan bertanya. Ji-young berkata,” sudah kubilang”. Dia akan gigit kalau dicium. Byuk-soo marah dan bilang akan pergi dan jangan coba menghentikannya. Tapi Ji-young tak bereaksi. Kesal, Byuk-soo pergi. Ji-young melihatnya pergi dan kecewa.

Ji-young bergerak pergi, tapi Byuk-soo kembali dan menariknya. Byuksoo berteriak kesal, frustrasil. Dia berkata jujur bahwa semua ini rencananya, dia tidak berniat pindah, dia ingin bersama Ji-young. Dia marah karena Ji-young mendorongnya pergi makanya dia bohong. Dia tidak mau berbuat bodoh lagi.

Byuksoo berteriak, ”Jika kamu tidak membuka hatimu, aku ingin tetap menerobos masuk.”

Dia kesal Ji-young tak menahan kepergiannya. Ji-young takut walaupun dia melarangnya tetapi bagaimana jika akhirnya Byuk-soo tetap pergi.

Ji-young bertanya, ”Kamu menyukaiku atau hanya membutuhkan tempat untuk tinggal?

“Kamu sungguh tidak tahu?” tanya Byuk-soo.

Jiyoung bertanya, ”Kenapa kamu menyukaiku? Seseorang mengatakan seleranya aneh pada orang yang mengencaniku.”

“Semua orang tersenyum di depan, namun menusuk dari belakang,” imbuh Byuk-soo, “Kamu, dingin di luar tapi hatimu hangat.”

Byuk-soo menjelaskan, “Orang-orang mudah tertipu dengan penampilan, padahal hati seseorang yang terpenting.”

Ji-young berkata, “Aku mungkin akhirnya akan melukaimu juga.”

“Kalau takut akan hal itu, maka aku tidak akan memulai apa pun. Jika memang aku bisa selangkah lebih dekat denganmu meski harus terluka dulu, aku tidak takut... untuk melaluinya.” ujar Byuksoo meyakinkan Ji-young.

“Aku tidak akan berubah. Apakah itu...tidak masalah?” tanya Ji-young.

“Kamu tidak perlu berubah.Tetaplah begitu, aku akan merengkuhmu. Kamu hanya perlu memberiku izin untuk melakukannya.” ungkap Byuk-soo.

Ji-young mendekat dan menempelkan telunjuknya di dada Byuksoo sambil menggumamkan sesuatu. Byuk-soo tak mengerti

"Baiklah", aku barusan mengatakannya!” kata Jiyoung malu.
Mereka berpelukan. Byuk-soo berkata berarti dia bisa tetap bersama Jiyoung malam ini dan malam berikutnya. Ji-young mengiyakan. Ji-young meminta Byuk-soo memahaminya. Byuk-soo meminta untuk berbicara informal, Ji-young mencibir memang Byuk-soo begitu terhormat. Byuk-soo hendak mencium Ji-young. Dia melihat sekeliling bertanya haruskah kita pulang dulu, Ji-young memeriksa situasi dan menolak pulang. Byuk-soo menciumnya dan Ji-young juga membalas ciumannya. Cukup lama sampai tetangga selantai mereka melihat dan hanya berlalu saja

Jiyoung bernarasi, ”Aku merasa seolah dapat menghapus masa lalu... dan menjadi sosok berbeda seutuhnya.”

Mereka berdua hidup bersama. Ji-young menyukai perubahan itu. Dia menyesuaikan hidup bersama Byuk-soo. Mereka selalu melakukan hal-hal manis dan selalu meluangkan waktu bersama. Seperti membeli tempat tidur baru, memberi ruang untuk Byuk-soo. Kebahagiaan terlukis di wajah Ji-young setelah sekian lama. Tetapi setiap ibunya menelpon atau pria itu sms mood Ji-young berubah dengan cepat.

Saat berangkat bekerja Byuk-soo tak sengaja menyenggol laptop Ji-young sampai terjatuh. Diapun membawanya ke teknisi, teknisi bilang kerusakannya tidak parah dan data-datanya bisa dikembalikan. Di kantor, Byuk-soo dimarahi atasannya. Walaupun terpilih sebagai perwakilan ke luar negeri dia ragu-ragu dan menolaknya. Kenapa mendaftar jika akhirnya dia menolak, tukas atasannya. Byuk-soo hanya menjawab, dia dulu iseng daftar karena sedang galau baru putus. Keluar negerinya kan tidak lama, cuma setahun. Atasannya menebak pasti karena pacar baru Byuk-soo, Byuk-soo mengiyakan beralasan takut putus karena baru seumur jagung.

Di meja kerjanya, Byuk-soo memeriksaa keadaan laptop Ji-young. Byuk-soo penasaran dengan folder bernama ‘diary’ dan diapun membukanya. Folder itu ditujukan pada dr. Jung Soo-kyung psikiater Ji-young. Byuk-soo membaca keseluruhannya dan mengetahui semua yang telah dialami Ji-young. Bahkan jika sebenarnya Ji-young sudah tahu bahwa ayahnya sedang sekarat dan selama ini ayahnyalah yang mengiirim sms. Byuk-soo menangis dan menyadari Ji-young tak setegar dan sekeras kelihatannya, juga fakta Ji-young menutupi semua ini darinya.

Byuk-soo mencari dan menemui Soo-kyung. Soo-kyung langsung menebaknya sebagai unit 705 yang sering dikeluhkan Ji-young. Byuk-soo mengaku telah membaca diari Ji-young tanpa izin. Byuk-soo merasa dirinya belum sepenuhnya mengenal Ji-young yang sebenarnya. Dia ingin hubungan mereka berlanjut dan semakin kuat. Soo-kyung bertanya apakah dia yakin, karena hal itu akan sulit dibanding hubungan yang biasanya. Soo-kyung menyarankan putus, namun Byuk-soo menolak.

Byuk-soo meminta saran pada Soo-kyung. Soo-kyung menjelaskan bahwa Ji-young layaknya berjalan di atas lapisan tipis dari es. Jika orang lain coba mendekat, dia mendorong mereka menjauh agar bisa bertahan. Maka Byuk-soo harus membuat Ji-young mendekat padanya. Byuk-soo harus menjadi zona yang aman bagi Ji-young, sebuah dinding baja yang kokoh. Byuk-soo memikirkannya dan sebuah ide terlintas saat dia berjalan pulang.

Di rumah Ji-young membuat selai. Saat ada telepon masuk Ji-young menolaknya dan mengatakan itu hanya spam. Ji-young mengusulkan untuk mengubah sandi rumah mereka agar Byuk-soo gampang mengingatnya. Byu-ksoo setuju, Jiyoung mengusulkan 1225. Byuk-soo menggoda itukan hari dimana cinta mereka bersemi, Ji-young mengelak itu hanya hari saat kita tidur bersama lagi pula itu hari ulang tahunnya, malu. Byuk-soo bertanya tentang orang tua Ji-young, Ji-young menjawab jika mereka masih berhubungan baik.

Kemudian Byuk-soo bertanya saat dia meninggalkan tanaman itu dan pergi tanpa pamit apakah Ji-young merasa terluka. Ji-young mengelak dan menjawab dia bukan tipe orang seperti itu. Dia sekuat baja, tandasnya. Byuk-soo kemudian mengingat saran Soo-kyung untuk menyetujui saja semua yang Ji-young katakan, tertawa dan menangis bersamanya. Maka dia akan mempercayai Byuksoo.

Byuk-soo memeluk Ji-young dari belakang sambil berkata, “Aku tidak peduli meski kamu terbuat dari baja maupun kaca.”


Dia akan menjadi orang yang menangis dan tertawa bersama Ji-young. Saat Ji-young berkata apa, Byuk-soo memintanya menutup mata dan memberinya hadiah seekor anak kucing. Ji-young kurang antusias, tapi saat ditanya akan dinamai apa. Ji-young menamainya Bori.
 bersambung ke part berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar