Rabu, 24 Mei 2017

Rekap Individualist Miss Ji Young Episode 2-2 END


Ji-young berpikir apakah dia terlalu rumit selama ini. Karena saat dia mencoba bergaul, ternyata itu tidak sesulit dugaannya. “Ini sangat mudah dan sederhana”, batinnya. Dia mendengar suara Byuk-soo, dia menoleh dan melihat Byuk-soo diantar wanita cantik dan mereka terlihat akrab. Mereka membicarakan apartemen baru yang akan ditempati Byuk-soo. Wanita itu bahkan menawari Byuk-soo tinggal bersamanya selama dua minggu sambil menunggu apartemen itu siap. Ji-young merengut.

Byuk-soo menghampiri Ji-young dan mencium bau minuman. Dia bertanya dengan siapa Ji-young minum. Ji-young senang Byuk-soo penasaran dan kemudian menyiapkan jawaban. Sebelum dia bisa menjawab dia minum bersama laki-laki Byuk-soo mengalihkan pembicaraan pada kucing Ji-young.

Byuk-soo bertanya, ”Ah, soal kucingnya. Apa dulu kamu memeliharanya?
Ji-young menjawab singkat, “Sudah mati. Kenapa?” Ji-young kesal dan berkata dalam hati, “Aku juga minum bersama orang lain, tahu! Bukan kamu saja yang punya teman.”

“Bukan apa-apa, aku hanya ingin memelihara kucing lagi,” jawab Byuk-soo sambil menambahkan, “milikku sebelumnya sudah pergi entah kemana. Ye Jin punya alergi, jadi waktu itu aku tidak bisa merawat kucing. Kamu tidak ingin memelihara kucing lagi?”


“Aku menyesali pernah melakukannya,” tukas Ji-young. “Kurasa, dia tidak penasaran,” batin Ji-young sedih.

“Kamu pasti sedih saat kucingmu mati,” tanya Byuk-soo.

“Itu sudah takdir,” tandasnya Ji-young. Ji-young kesal Byuk-soo tidak peduli dia dekat dengan orang lain padahal Jiyoung memikirkannya sepanjang hari. Saat ditanya apakah Jiyoung menangis saat kucimngnya mati. Jiyoung menjawab dia paling benci menyia-nyiakan emosi karena menjengkelkan sekali. Namun saat ditanya apakah ada hal yang dia sukai, Ji-young menjadi tertarik namun menjawab singkat bahwa dia hanya menyukai dirinya sendiri.


Pak Choi mendapat sms dari Byuk-soo. Dia terganggu karena Byuk-soo terus curhat padanya. Di dalam lift apartemen, Ji-young bertanya apa Byuk-soo jadi pindah. Byuksoo menjawab dia perlu menumpang di tempat temannya kemudian dia siap pindah. Ji-young mencibir, baguslah kalau begitu. Byuksoo hendak memberikan nomer ponselnya tapi urung karena tak yakin Jiyoung akan butuh. Byuk-soo bersiap-siap pindah, saat Ji-young lewat dia tidak melihat. Tapi dia tersenyum mencurigakan.

Ji-young tidak fokus saat bekerja. Walaupun terlihat tidak peduli dia sebenarnya memikirkan Byuk-soo. Saat membuka pintu Ji-young tersenyum melihat Byuk-soo keluar kamar. Tapi Byuk-soo tidak memperhatikan dan langsung pergi. Ji-young melihat tanaman layunya yang kini segar diletakkan di luar pintu Byuk-soo. Dia kesal dan curhat di jurnalnya. Menyebalkan sekali pindah tanpa pamit, keluhnya. Tiba-tiba bel pintunya berbunyi dia berjalan pelan mengintip. Dia tersenyum melihat Byuk-soo di depan pintu. Dengan sok-sokan dia bertanya siapa bertamu dan kenapa malam-malam begini. Byuk-soo ingin bicara dengannya.

Ji-young bergegas merapikan kamarnya dan menyembunyikan tanamannya. Dia bahkan merapikan dirinya dulu. Dia membuka pintu tapi masih dirantai dan pura-pura terkejut. Byuk-soo berkata dia dari tadi menunggunya di ujung jalan tapi mungkin bersimpangan. Dia ingin berpamitan tapi tidak tahu nomer ponsel atau tempat tinggal Ji-young sambil terbatuk-batuk dan mengusap hidung. Ji-young menutup pintu, Byuk-soo memanggilnya.

Ji-young membuka pintunya dan menyuruh Byuk-soo masuk. Byuk-soo menolak, Ji-young pun menyinggung Byuk-soo bahkan tidak mau masuk ke rumahnya tapi malah mau saja tinggal dengan wanita itu. Byuk-soo kesal Ji-young hanya berpura-pura tidak tahu akan hal itu. Byuk-soo tidak bisa tinggal dengan wanita itu karena wanita sudah balikan dengan mantannya. Dengan melas dia bilang akan tinggal di sauna dan meminta Ji-young menjaga kesehatan karena udara dingin. Mencurigakan. Byuk-soo pergi sambil batuk-batuk, aigoo.


Ji-young iba dan menyusulnya ke lift. Ji-young bilang dia akan shift malam selama dua minggu, jadi kebetulan sekali, Ji-young menawari Byuk-soo untuk tinggal saja di rumahnya saat Ji-young bekerja. Jadi mereka tidak akan bertemu, tapi Byuk-soo tidak enak dan menolak. Ji-young bilang aku melakukannya karena membayar kebaikanmu. Byuk-soo ragu, Ji-young lalu mengusulkan Byuk-soo harus keluar rumah jika Ji-young sedang libur jadi mereka tidak berada di tempat yang sama di waktu bersamaan.

Ji-young menata tempat tidur di lantai bahkan menyiapkan aroma terapi. Byuk-soo hanya memperhatikannya. Ji-young mengambil jaketnya dan bilang dia harus pergi kerja. Saat Byuk-soo mengingatkan bukannya dia baru pulang, Ji-young hanya mendelik. Byuk-soo mengucapkan selamat tinggal. Byuk-soo melambaikan tangan di jendela saat Ji-young pergi. Ji-young menoleh dan menyuruhnya menutup jendela dan memakai selimut, tapi Byuk-soo malah melambaikan tanaman yang sudah segar itu. Ketahuan deh.

Byuk-soo menelpon Pak Choi. Dia tak percaya rencananya berhasil dan sekarang dia berada di rumah Ji-young. Tuh kan. Pak Choi berpesan untuk berhati-hati jangan sampai merusak hubungannya seperti yang dulu. Byuk-soo mengiyakan dan dia tidak akan membiarkan dirinya terluka karena terlalu baper. Perawar Park kaget, melihat Ji-young saat hari liburnya berada di ruang ganti. Ji-young beralasan tidak bisa tidur tapi kemudian dia bilang ingin bertukar shift dengan Perawat Park dengan alasan pribadi. Perawat Park heran tidak biasanya, ada apa ini tapi tetap bilang dia dengan senang hati akan bertukar shift dengan Ji-young.

Ji-young pulang ke rumah dan melihat Byuk-soo telah pergi. Dia melihat sarapan telah tersaji di meja dengan sebuah pesan dari Byuk-soo. Dia bilang hanya ini yang tersisa di kulkas dan meminta Ji-young mencuci piringnya. Ji-young berbaring tanpa mencuci piring, mungkin dia gak suka kali. Dia terlihat senang. Byuk-soo pulang dan melihat Ji-young masih tertidur, dia menatap Ji-young dengan wajah yang hangat. Ji-young terbangun dan segera pergi bekerja. Hehe padahal biasanya Ji-young harus minum obat tidur.

Byuk-soo mencuci piring-piring yang ditinggalkan Ji-young. Dia mencoba membuka laptop Ji-young tapi gagal karena disandi. Ji-young dan Byuk-soo berpapasan di depan apartemen. Ji-young menyapanya. Byuk-soo memanggilnya kembali dan memakaikan syalnya pada Ji-young. Ji-young mulai berpikir hidup bersama orang lain tidak begitu buruk kelihatannya. Di pagi berikutnya, mereka berpapasan di depan pintu. Ji-young tidak tahu kata yang normal yang harus dia katakan. Dia pun bilang “annyeong haseyo” dengan kikuk pada Byuk-soo.

Ji-young berpikir untuk bertanya apa Byuk-soo sudah makan belum. Tapi dia malah bilang, ”Aku belum makan.” Hahaha. Byuk-soo juga belum makan, dia bersiap pergi karena ini hari libur Ji-young. Ji-young pun dengan terpatah-patah mengajak Byuk-soo makan bersama. Byuk-soo sangat senang dan hanya menatap Ji-young saja saat mereka di restoran. Bibi di restoran senang dan bilang ini pertama kalinya Ji-young mengajak seseorang makan dengannya. Byuk-soo pun menggoda Ji-young dengan sok perhatian. Ji-young kesal dan melahap makanannya.
bersambung ke part berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar