Rabu, 24 Mei 2017

Rekap Individualist Miss Ji Young Episode 2-4 END

 Ji-young berucap dalam hati, “Aku sudah menutup hatiku dan menguncinya agar tidak ada yang bisa membuka, tapi akhirnya terbuka kembali.”

Ji-young membagikan selai yang dibuatnya pada rekan-rekan kerjanya dengan ramah. Mereka dengan senang hati menerimanya. Namun saat diberitahu bahwa ibunya datang mood-nya berubah. Ji-young muak berpikir ibunya datang untuk minta uang. Dia menyuruhnya mengambil semua uangnya dan jangan datang lagi. Saat ibunya membawa-bawa hubungan darah, Ji-young semakin murka. Ibunya marah dan bilang kalau tidak karena orang tuanya maka Ji-young tak akan lahir. Ji-young menjawab semestinya jangan melahirkannya saja, maka keadaan semua orang akan lebih baik.


“Tidak ada alasan mempertahankan hubungan yang dipenuhi kebencian. Hubungan semacam itu, hanya meninggalkan luka teramat dalam.” benak Ji-young dan kembali menjadi Ji-young yang dingin.

Byuk-soo juga datang menemui Ji-young. Dia kemudian melihat ibu Ji-young yang sedang meminta alamat anaknya pada Perawat Park. Perawat Park ragu dan ibu Ji-young menjadi marah. Ji-young pulang, dia melihat jendelanya terbuka. Saat dia menghidupkan laptopnya dia sadar bahwa ada yang sudah mengotak-atiknya. Dia menghubungkan semua pertanyan-pertanyaan Byu-ksoo. Ji-young sadar jika Byuk-soo lah yang membuka laptopnya tanpa izin dan Byuk-soo sudah tahu semuanya.

Byuk-soo menelpon Ji-young. Ji-young bergegas menemuinya. Saat sampai, Ji-young sadar bahwa Byuk-soo menipunya untuk datang ke pemakaman ayahnya. Byuk-soo memintanya memberikan penghormatan terakhir. Tapi Ji-young sudah murka. Ji-young bertanya apa Byuk-soo sudah membaca semua diarinya, Byuk-soo mengiyakan. Ji-young berlalu pergi, Byuk-soo menahannya. Ji-young menamparnya, dan memarahinya karena berani menyuruhnya datang ke sana. Ji-young semakin kesal saat Byuk-soo memanggil ibunya dengan kata ibu. Dia bilang dia sudah tahu tapi mengabaikannya. Mengapa kamu mencoba mencari tahu tentang diriku, tukasnya sambil pergi.


Ji-young menaiki taksi dan mengabaikan Byuk-soo yang mengejarnya. Sopir taksi berhenti mendadak dan bilang mungkin dia sudah menabarak sesuatu. Seketika Ji-young mengingat Bori. Byuk-soo menyusul jiyoung ke rumah. Byuk-soo menjelaskan jika dia ditugaskan keluar negeri, tapi dia menolak. Ji-young sudah lelah dan tak tertarik mendengarnya. Dia meminta Byuk-soo keluar dari rumahnya.

Adegan beralih ke cafe, di mana Ji-young memutuskan Yeon-sook. Dia melakukan hal yang sama pada Byuk-soo. Byuk-soo tak terima diputuskan. Dia juga meminta maaf telah membaca diari itu, tapi apa salahnya dia kan pacarnya. Ji-young kekeuh putus. Byuk-soo berkata jika Ji-young selama ini berpura-pura kuat supaya tidak terluka.


“Aku hanya tidak mengerti mengapa harus terluka akibat sebuah hubungan,” tukas Ji-young.

Ji-young berkata dia tidak mau berkencan lagi dan heran mengapa Byuk-soo mengaku punya hak membaca diarinya. Dia mengatakan seharusnya Byuk-soo tahu batasnya. Byuk-soo marah kenapa Ji-young bisa seenaknya membuat batasan sendiri. Byuk-soo melakukan semua itu karena dia mencintai Ji-young tapi J-iyoung hanya menunjukkan sebagian dirinya saja. Ji-young tak pernah membagi deritanya padanya.

Ji-young menghina Byuk-soo dengan mengatakan tidak tahu cara membatasi diri. Byuk-soo menyanggah jika Ji-younglah selalu membatasi diri dan tidak mau menunjukkan kelemahannya. Ji-young tak mau kalah dan mengurutkan alasan kegagalan Byuk-soo dalam berkencan. Pertama, sudah berumur tapi kekanakan, selalu bergantung dan mengandalkan orang lain, dan tidak memiliki keinginan untuk berdiri sendiri.

Ji-young menambahkan, ”Aku begitu membencimu. Kedewasaaan yang sesungguhnya adalah saat seseorang bisa sempurna dengan dirinya sendiri.”

Byuk-soo mengoloknya, “Bagaimana denganmu? Tidak pergi ke pemakaman ayahmu. Itu yang namanya dewasa? Meributkan hal yang sebenarnya sepele.”

Byuk-soo kemudian meminta maaf merasa tak enak. Ji-young mengatakan dia tidak terluka. Dia tidak pernah pecaya jika Byuk-soo benar-benar menyukainya. Ji-young tertawa sinis Byuk-soo hanya ingin tinggal bersama agar tidak perlu menyewa. Dan tidak harus dengan Ji-young dengan siapa saja bisa.

Byuk-soo bertanya, “Kenapa kamu mau bersamaku?”

“Aku belum pernah mencintai seseorang. Juga tidak pernah merindukan siapa pun,” tandas Ji-young. Ji-young berkata selama ini dia membohongi Byuk-soo. Saat dia mulai mengencai Byuk-soo, Ji-young pikir akan bisa menyukai Byuk-soo. Tetapi ternyata tidak dan ia meminta maaf. Byuk-soo tidak percaya dan menyanggahnya. Pelayan cafe memberitahu jika sudah waktunya tutup. Byuk-soo mengajak Ji-young pulang, Byuk-soo bahkan hanya memakai sandal sekarang. Ji-young menolak dengan kasar.


Byuk-soo sudah tidak tahan dan berteriak, “Hei, jangan pernah berkencan lagi. Jangan menikah, ataupun punya anak. Jika kamu begitu ingin mengacaukan hidupnya, lakukan sendirian. Aku mengatakannya karena peduli padamu. Bagaimana bisa seseorang hidup tanpa orang yang mencintai dan dicintainya?”

Ji-young menjawab angkuh, ”Aku lebih nyaman seperti ini.”

Byuk-soo mendengus, “Tetap saja...Beruntungnya kamu. Kamu tidak perlu terluka. Tidak memercayai dan tidak menyukai siapa pun. Kamu pasti sangat bahagia.”

Byuk-soo meninggalkan Ji-young pergi. Ji-young sekali lagi berhasil menghalau orang lain yang mencoba memasuki zona amannya.


Ji-young menghapus seluruh galeri fotonya. Semua chat, kontak Byuk-soo dia hapus. Dia membersihkan semua barang dan jejak Byuk-soo di rumahnya. Dia menemukan surat dari Byuk-soo yang mengatakan bahwa santa itu ada dan percaya Ji-young akan kembali tersenyum lebar. Dia kemudian mengambil pigura foto yang sepaket dengan pesan itu, membuangnya dan merobek pesannya. Dia mendengar Bori sudah kembali. Safe and sound. Dia membawa kembali Bori ke toko hewan peliharaan dan meninggalkannya di sana.
Bersambung part terakhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar