Rabu, 24 Mei 2017

Rekap Individualist Miss Ji Young Episode 2-1 END


Adegan sedikit di rewind saat Byuk-soo mencoba membangunkan Ji-young yang tak sadarkan diri karena obat tidur. Kemudian mereka membicarakan tentang masa lalu Byuk-soo dan mengagetkan Ji-young tampak terpengaruh dan menunjukkan rasa peduli atas kepedihan Byuk-soo. Untuk menghindari suasana yang kikuk, Byuk-soo mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ji-young. Tapi tiba-tiba Jiyoung mengajak Byuk-soo untuk naik ke ranjangnya. Byuk-soo hanya menjawab dia akan segera pergi dan ranjang Ji-young kan sempit. Tapi Ji-young menjawab tidak akan terlalu sempit jika mereka menggunakannya bersama. Omo.

Byuk-soo terperanjat dan mencoba mengolah ajakan Ji-young itu. Sekejap Byuk-soo tergoda dan memastikan keseriusan Ji-young dan Ji-young ternyata serius. Tetapi akal sehat Byuk-soo mencoba menampik hal itu dan dia mengancam pergi. Dia juga memperingatkan agar Ji-young tidak bicara ngawur dan mengatakan hal itu pada lelaki lain. Dia memperingatkan Ji-young agar tidak melakukan hal yang akan dia sesali nanti.

Byuk-soo menegaskan, ”Aku pria baik, makanya aku pergi. OK?”

Tetapi Ji-young menahan tangan Byuk-soo dan memintanya tetap bersamanya. Ji-young menjelaskan terkadang dia tidak ingin sendirian, begitu juga dengan hari ini. Lagipula mereka bukan orang asing juga. Byuk-soo dilema tetap menjadi lelaki baik atau setuju saja dengan ajakan Ji-young. Namun sepertinya ketertarikan Byuk-soo pada Ji-young lebih besar, dia menyerah dan duduk mendekati Ji-young. Byuk-soo pikir ini cara untuk bisa lebih dekat dengan Ji-young.

Mereka berdua sama-sama canggung. Byuk-soo mendekatkan wajahnya pada Ji-young, mencoba menciumnya. Namun langsung ditampar Ji-young, dia tidak mengijinkan Byuk-soo menciumnya. Kalau Byuk-soo memaksa dia akan menggigitnya. Byuk-soo mengiyakan dan mencoba melaps baju Ji-young. Lagi-lagi Ji-young menampik tangannya dan mengatakan mereka bisa melepaskan pakaian masing-masing. “Ah, kamu pikir aku tidak punya tangan?”

Byuk-soo kembali menurutinya. Dia mencoba melepas pakaiannya dan menasehati Ji-young untuk tidak terlalu defensif pada orang-orang yang mendekati dirinya karena di dunia ini masih banyak orang baik. Seperti juga Ji-young, yang sebenarnya lebih baik dari kelihatannya. Bukannya menerima dengan baik Ji-young malah menjawab dengan, “Buka saja bajumu, tutup mulutmu itu.” Sekali lagi Byuk-soo hanya menuruti perkataan Ji-young.

Ji-young terbangun dan kesal melihat Byuk-soo yang tidur sambil memeluknya. Dia tidak terbiasa dengan hal itu. Dia mengusir Byuk-soo dari kamarnya dan menutup pntu dengan keras. Byuk-soo berpikir bahwa Ji-young pasti malu. Ji-young segera menghilangkan jejak kebersamaannya dengan Byuk-soo. Dia mencuci selimut, menyemprotkan pengharum ruangan, dan membersihkan ranjangnya. Da mencoba meyakinkan dirinya jika hal yang dilakukannya hanya pengaruh obat.


Byuk-soo menggoda dengan mengeong di dinding antara kamar mereka, Jiyoung menjadi ragu apakah dia sebenarnya juga menginginkan hal itu. Keesokan paginya Ji-young menuju lift dia melihat Byuk-soo keluar dari kamar dan siap pergi bekerja. Menghindari kecanggungan, Ji-young akhirnya melakukan “bang bang tut” untuk memutuskan dia menutup lift untuk Byuk-soo atau satu lift dengannya. Saat Ji-young hendak menutup lift, Byuk-soo menahan lift. Saat memasuki lift Ji-young melihat cincing pasangan masih terpasang di jari Byuk-soo. Hal itu merusak mood Ji-young. Byuk-soo memulai percakapan dengan nada menggoda, ”Hari ini kamu shift pagi? Kamu pasti lelah. Semalam berlebihan?”

Ji-young mengelak, “Tidak, tuh.”

Byuk-soo mengatakan dia bingung harus memluainya bagaimana. Dia tidak pernah memulai hubungan denan arah sebaliknya (kontak fisik dulu baru berkencan). Ji-young langsung menghardiknya, dia mengejek Byuk-soo terlalu polos. Ji-young tidak berniat untuk berpacaran dengan laki-laki gampangan seperti Byuk-soo. Mereka hanya sama-sama kesepian di Hari Natal jadi saling menghibur saja tidak lebih.

Byuk-soo bingung dengan perkataan Ji-young. Ji-young malah mengejek apa Byuk-soo minta dibayar juga. Byuk-soo kesal jadi dia gagap dan mengikuti permainan Ji-young. Ji-young menambahkan dia sekarang sudah mengganti sandinya, dia khawatir di kemudian hari Byuk-soo menerobos masuk dan salah paham. Ji-young memintanya agar tidak berbicara memakai banmal dengannya.

Byuk-soo tidak terima dan mengejar Ji-young. Dia membalas perkataan Ji-young bahwa tidak tidak terlalu menikmatinya juga, harusnya Ji-young bersyukur ada pria muda yang memperhatikannya. Jangan sok jual mahal gitu, lagi pula Byuk-soo bukannya gampangan Ji-young saja yang terlalu menutup diri. Bahkan Byuk-soo memanggilnya Noo-nim tapi seperti biasanya Ji-young hanya mengabaikannya.

Di kantor, Byuk-soo frustrasi dan curhat pada Pak Choi. Pak Choi memanggilnya bodoh karena berharap membuat hubungan baru tapi masih memakai cincin pasangan lamanya. Byuk-soo menyadari kesalahannya dan bingung bagaimana menjelaskannya pada Ji-young karena Byuk-soo bahkan tidak tahu nomer ponsel Ji-young. Pak Choi memberinya ide lain yang lebih hebat, dan bertanya apa Byuk-soo punya teman wanita yang cantik dan bersedia membantu.

Di RS, kepala Ji-young dipenuhi oleh Byuk-soo yang terus-terusan menggodanya. Dalam bayangannya, Byuk-soo mengejek kalau dia memang belum bisa move-on dari Ye-jin. Ji-young sangat terganggu, tapi Byuk-soo ada dimana-mana. Byuk-soo menggoda dengan berkata dia mau tidur dengannya karena kan Ji-young yang minta.  Byuk-soo terus mengikuti Ji-young. Bahkan pasien yang didorong saja berubah jadi Byuk-soo dan berkata soal kencan yang dibicarakan di lift tadi karena Byuk-soo tidak punya pilihan jadi dia mencoba. Dan itu bisa dengan siapa saja tidak terbatas Ji-young sambil berteriak menyebut kemungkinan nomor rumah tetangga lain yang bisa dikencaninya. Hahaha Ji-young sangat frustrasi dengan yang dipikirkannya.
 
Rekan kerja Ji-young berencana untuk pergi minum bersama. Perawat Park pamit pada Ji-young untuk pulang terlebih dulu, tapi mereka terkejut bukan main saat Ji-young meminta mereka menunggunya karena dia akan ikut. Ji-young mengingat nasehat Byuk-soo untuk tidak menghalau orang lain untuk mendekatinya. Ji-young menikmati kebersamaannya dengan rekan-rekannya. Semua orang pulang tinggal Ji-young dan Perawat Park. Perawat Park memulai pembicaraan dengan berkata bahwa dia tidak hanya mendekati Ji-young untuk bertukar shift. Walaupun itu termasuk sih, katanya sambil tertawa. Ji-Young meminta maaf karena membuat Perawat Park bersedih, Perawat Park bilang sudah tidak apa-apa. Ji-young menyinggung hadiah natal puterinya.

“Aku membohonginya, walaupun aku merasa tidak enak,” jawab Perawat Park. Dia bersemangat menunjukkan foto anaknya. Perawat Park ingat perkataan Ji-young tentang santa, dia menambahkan, ”Dia sudah SD sekarang. Sebentar lagi kujelaskan padanya.” Namun tidak diduga Ji-young berkata, “Nanti juga dia tahu dengan sendirinya. Biarkan saja sampai saat itu tiba.” Perawat Park terkejut dan terkesan pada Ji-young ternyata dia orang yang jauh lebih baik tidak seperti dugaannya selama ini. Ji-young menyanggah dan malu.
bersambung ke part berikutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar